//MUSIK LATAR BLOG //MUSIK LATAR BLOG

VSWR ( Voltage Standing Wave Ratio) - wireless


 VSWR adalah rasio dari tegangan yang keluar dari antena dengan tegangan pantulan. nilai VSWR yang baik adalah nilai VSWR yang kecil mendekati 1, nilai 1,5:1 pada pita frekwensi yang dipakai merupakan batasan maksimum
analyzer + BTS

alat ukur
pengukuran VSWR antena menggunakan SWR analyzer

jika telah memenuhi standar VSWR yang telah ditentukan…maka tahap selanjutnya yaitu pengukuran daya dengan wattmeterSWR Meter
Standing Wave Ratio
Standing wave ratio disingkat SWR kadang-kadang disingkat dengan nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power) pada saluran yang berinterferensi dengan daya maju (forward power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya tergantung pada besarnya daya refleksi.
VSWR didefinisikan sebagai perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada saluran transmisi :
VSWR =
Daftar Komponen
D1,D2 = 1N34, 1N60 (dioda germanium)
C1,C2 = 0,001 uF keramik
VR1 = 100 ohm trimpot
VR2 = 50 Kohm potensio
C3 = 0,001 uF
J1,J2 = konektor , PL259
M1 = 0 – 1 mA linear
S1 = single pole, toggle switch
L = kabel koaxial RG 58 A/U panjang 9,5cm
Konstruksi
SWR dapat dinyatakan sebagai berikut :
Vf adalah tegangan maju ke antena (forward)
Vr adalah tegangan pantul dari antena (reflected)
Rangkaian SWR meter dapat dilihat pada gambar berikut.
Konstruksi cukup sederhana, tetapi dapat diandalkan dan dapat dibuat dengan komponen yang banyak terdapat di pasaran. Komponen utamanya adalah kabel koaxial yang sesuai dengan saluran transmisi (RG 58 A/U, impedansi 50 ohm).

Potonglah kabel koaxial sepanjang 3,75 inch (2,54 % 3,75 = 9,5 cm) lalu ujungnya dikupas sepanjang 1/8 inch. Tepat di tengah-tengah, koaxial dikerat dengan pisau yang tajam atau cutter. Kupaslah konduktor luar yang berupa anyaman. Lalu isolator dikerat sehingga koduktor dalam terlihat. Kemudian solderkan konduktor dalam dengan 100 ohm trimpot melalui sepotong kawat kecil. Tahanan ini nantinya diatur sehingga sama dengan impedansi saluran. Jagalah agar konduktor dalam dan luar tidak terhubung singkat (diisolasi dengan cellotape). Selanjutnya ujung-ujung koaxial bagian luar disolder pada bagian tengah kedua konektor.

Salah satu komponen yang kritis adalah meter. Untuk ini dipakai 0 – 1 mA linier, tetapi skalanya dikalibrasikan terhadap skala SWR. Letak variabel resistor trimpot harus di tengah-tengah koaxial. Ini menentukan kesetimbangan titik nol.
Tegangan maju yang berupa titik imbas disearahkan oleh D1 dan melalui Low Pass Filter C1 yang kemudian dideteksi M1. Sedangkan tegangan pantul akan melalui D2 dan C2. Berilah tanda FWD dan REF pada saklar S1, ANT, dan TX pada konektor yang sesuai.
Kalibrasi
  1. Hubungan SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada konektor yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antena).
  2. Letakkan saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan menunjuk ke suatu angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala maksimum.
  3. Ubah saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke suatu angka (misal 1,5).
  4. Balikkan posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi prosedur 2 dan 3. Jarum harus menunjuk angka yang sama (misal 1,5).
  5. Bila prosedur 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak menolong berarti VR1 sedikit ke kiri atau ke kanan.
  6. Ulangi prosedur 1 sampai 5 berulang-ulang sampai penunjukan meter sama.
Pengukuran SWR
Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt. Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca :


Namun bila SWR diletakkan di dekat antena, SWR yang terbaca adalah :

Ternyata kedua pengukuran berbeda. Hasil yang benar adalah 1 : 2,0. Jadi bila SWR meter diletakkan dekat TX SWR yang sesungguhnya lebih besar daripada yang terukur. Kesalahan akan bertambah besar bila saluran transmisinya panjang. Dalam praktek cara pertama boleh dipakai bila SWR menunjukkan rendah (SWR 1 : 1,1) karena penambahannya sedikit. Tetapi bila penunjukan 1 : 1,0 atau lebih segeralah pindahkan SWR meter ke dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu banyak meleset. Apalagi bila koaxialnya panjang sekali (20 meter atau lebih) atur kembali matching antena anda. Selamat bereksperimen.

Melakukan Konfigurasi Pada Anritsu.
Gambar Anritsu seri S332D
Gambar dari fungsi-fungsi tombol di SWR Anritsu.

Umumnya, hanya dua hal yang dihitung dari penggunaan VSWR, yaitu DTF (Distance to Fault) dan SWR (Signal Wave Ratio).
GSM 2G 900 : 890 – 960
GSM 2G 1800 : 1710 – 1880
UMTS 3G : 1980 – 2170

Katakanlah, yang akan di VSWR adalah sebagai berikut:
  • Standart : 2G
  • Band : 900
  • Jenis Kabel : AVA, diameter 7/8.
  • Panjang Feeder : 80m
Maka yang harus dilakukan adalah :
    1. Hidupkan Site Master
    2. Klik Tombol “Mode”.
    3. pilih Freq – SWR
    4. Tekan Tombol Enter
    5. di layer sebelah kiri, pilih Signal Standart
    6. Pilih Select Standart
    7. Pilih Show All
    8. Cari yang sesuai dengan yang diinginkan
    9. Cari GSM 900
    10. Pilih Select (Untuk melihat apa aja yang masuk kedalam list yang dipilih, tekan tombol Show Selected). Lanjut kan dengan menekan tombol Enter.
    11. Biasa nya Anritsu akan minta di kalibrasi (tapi nanti saja), lanjutkan dengan menekan enter.
    12. Tekan tombol FREQ / DIST
    13. Pilih F1, isi dengan frekuensi terendah dari standart (890)
    14. Pilih F2, isi dengan frekuensi tertinggi dari standart (960)
    15. Tekan tombol AMPLITUDO
    16. untuk SWR, isi bottom dengan 1 dan top 1.5
    17. tekan tombol MODE, pilih DTF – SWR, lanjutkan dengan enter
    18. Pilih menu D1, isi dengan 0
    19. Pilih menu D2, isi dengan 90
    20. Pilih Menu DTF AID, arah kan ke bacaan Cabel, enter.
    21. Pilih Show All, cari kabel AVA5-50 7/8
    22. Pilih Menu Select / Deselect. Tekan Enter, Enter.
    23. Akhiri dengan Kalibrasi.
    24. Pilih angka “3”, Start Cal.
    25. Berturut-turut, masukkan “T” calibrator OPEN, SHORT dan akhiri dengan LOAD.

Setelah selesai menyiapkan kalibrasi, siapkan alat untuk mengukur SWR seperti flexible jumper, connector, dummy, kunci 32’, isolasi dan rubber.
Berikut akan dijelaskan cara untuk melakukan perhitungan SWR dan DTF.
    1. DTF
Setelah SWR diubah kemode DTF, dan semua peralatan untuk menghitung “measurement” disiapkan, perhatikan bahwa biasa nya ada 4 titik yang nilai nya akan tinggi, yaitu di Marker 1, Marker 2, Marker 3 dan Marker 4.
Marker 1 (M1) adalah perhitungan di konektor SWR.
Marker 2 (M2) adalah perhitungan di konektor Jumper.
Marker 3 (M3) adalah perhitungan di konektor Feeder.
Marker 4 (M4) adalah perhitungan di Dummy atau antenna.
Gambar DTF.

Tergantung dari Provider yang ada, batas dari limit DTF akan berbeda beda sesuai dengan aturan dari provider tersebut. Seperti gambar diatas, limit yang digunakan adalah 1.04. Biasanya untuk M4, jika menggunakan Dummy maka tetap menggunakan limit 1.04, sedangkan jika langsung menggunakan antenna, limit bias lebih dari itu (1.2 lebih).

    1. SWR
Penghitungan SWR biasanya sedikit lebih mudah dari pada DTF. Dibawah akan ditampilkan salah satu contoh penghitungan SWR dengan menggunakan limit 1,25.


Gambar SWR.



Setting Wireless pada Ubuntu Linux di Dell Vostro A100


Sesuai dengan judulnya, sekarang kami coba untuk memandu anda bagaimana cara setting wireless jaringan pada Ubuntu Linux 8.04 di desktop PC Dell Vostro A100. Pertama-tama yang harus anda persiapkan, anda harus menyediakan sebuah USB wireless yang akan digunakan sebagai medianya karena Dell Vostro A100 belum dilengkapi dengan USB wireless. Siapkan juga CD driver bawaan dari USB wireless tersebut, kalau perlu copykan terlebih dahulu ke dalam flash disk untuk memudahkan anda pada penginstalan.

Langkah kerjanya hampir sama dengan artikel sebelumnya, cara mensetting jaringan pada Ubuntu Linux 8.04 (Hardy Heron). Hanya saja, ada beberapa langkah tambahan yang harus anda lakukan. Untuk lebih jelasnya, ikuti langkah-langkah berikut ini :
  • Install paket ndisgtk pada Ubuntu Linux melalui CD/DVD repository yang tersedia. Kalau belum punya,  download paket ndisgtk di server ubuntu, simpan di flash disk atau media penyimpanan yang lain kemudian install package pada ubuntu linux.
  • Install paket ndiswrapper (NdisWrapper inilah yang menjembatani antara Linux dengan USB wireless sehingga Ubuntu mania dapat menggunkan windows driver agar berjalan di sistem operasi Ubuntu Linux).  Caranya seperti langkah sebelumnya, gunakan CD/DVD repository atau download paket ndiswrapper di server ubuntu.
  • Install driver wireless menggunakan driver windows di CD bawaan dari USB wireless. Buka System, Administration kemudian klik Windows Wireless Driver.
    Setting Wireless pada Ubuntu Linux di Dell Vostro A100 Image
  • Pilih Install new Driver.
  • Pilih lokasi dari file windows driver (.inf) dan kemudian klik Install (File .inf ini adalah file detail informasi tentang spesifikasi dari hardware sebuah periperal. Lokasi file ini biasanya ada di bagian spesifikasi sebuah sistem operasi seperti Windows XP, Windows 2000 Windows Vista atau Windows 7)
    Setting Wireless pada Ubuntu Linux di Dell Vostro A100 Image
  • Kli OK.
  • Setting IP Address, Subnet mask, Gateway sesuai dengan kondisi jaringan di tempat anda (hubungi pihak administrator untuk mendapat bantuan lebih lanjut).
    Setting Wireless pada Ubuntu Linux di Dell Vostro A100 Image
  • Klik OK.
Sekarang coba test hasil settingan yang telah anda lakukan tadi dengan cara ping ke komputer lain atau sebaliknya. Bisa juga dengan membuka web browser seperti firefox dan lihat beberapa situs favorite anda seperti Google ataupun Facebook. Untuk lebih jelasnya mengenai setting wireless di Ubuntu Linex, dapat dilihat di official website Ubuntu Linux.


Read more: http://blog.fastncheap.com/setting-wireless-di-ubuntu-linux/#ixzz1eIrJagWK

sumber: http://blog.fastncheap.com/setting-wireless-di-ubuntu-linux/

Perbedaan Static Routing dan Dinamic Routing



• Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute(catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
Static routing dikonfigurasi secara manual. Routing tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Tidak ada informasi sharing diantara sesama router. Hal ini mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena ia tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik; ia selalu menggunakan rute yang sama yang kemungkinan bukan rute terbaik. Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual. Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router.
• Dynamic Routing
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Dynamic routing mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router. Untuk melakukannya ia menemukan route dan route alternatif yang berada pada network. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paket mencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salah satu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit. Bagaimanapun, jika route macet,dynamic route dapat mengirimkan paket ke route alternatif.
Distance Vector
Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford.
Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung. Pada gambar di bawah ini digambarkan konsep kerja dari distance vector.
Gambar konsep distance vector

Router B menerima informasi dari Router A. Router B menambahkan nomor distance vector, seperti jumlah hop. Jumlah ini menambahkan distance vector. Router B melewatkan table routing baru ini ke router-router tetangganya yang lain, yaitu Router C. Proses ini akan terus berlangsung untuk semua router.
Algoritma ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki database informasi mengenai topologi jaringan. Bagaimanapun, algoritma distance vector tidak mengijinkan router untuk mengetahui secara pasti topologi internetwork karena hanya melihat router-router tetangganya. 
Setiap router yang menggunakan distance vector pertama kali mengidentifikasi router-router tetangganya. Interface yang terhubung langsung ke router tetangganya mempunyai distance 0. Router yang menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk menuju ke jaringan tujuan berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya. Router A mempelajari jaringan lain berdasarkan informasi yang diterima dari router B. Masing-masing router lain menambahkan dalam table routingnya yang mempunyai akumulasi distance vector untuk melihat sejauh mana jaringan yang akan dituju. Seperti yang dijelakan oleh gambar berikut ini:
Gambar jaringan distance vector discovery

Analogi distance vector dapat digambarkan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik menuju ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini jarak terpendek adalah rute yang terbaik.

Link State Routing
Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.
Fitur-fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
• Link-state advertisement (LSA) – adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router .
• Topological database – adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
• SPF algorithm – adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
• Routing table – adalah daftar rute dan interface
Gambar konsep link-state

Proses discovery dari routing link-state
Ketika router melakukan pertukaran LSA, dimulai dengan jaringan yang terhubung langsung tentang informasi yang mereka miliki. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi pertukaran informasi LSA.
Algoritma SPF menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link-state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface ke jaringan yang dituju dalam table routing. Link-state juga memperbaiki database topologi yang lain dari elemen-elemen topologi dan status secara detail.
Gambar jaringan link-state discovery

Ada beberapa titik berat yang berhubungan dengan protokol link-state:
• Processor overhead
• Kebutuhan memori
• Konsumsi bandwidth
Router-router yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memori lebih dan proses data yang lebih daripada router-router yang menggunakan protokol distance vector. Router link-state membutuhkan memori yang cukup untuk menangani semua informasi dari database, pohon topologi dan table routing. Gambar di bawah menunjukkan inisialisasi paket flooding link-state yang mengkonsumsi bandwidth. Pada proses inisial discovery, semua router yang menggunakan protokol routing link-state mengirimkan paket LSA ke semua router tetangganya. Peristiwa ini menyebabkan pengurangan bandwidth yang tersedia untuk me-routing trafik yang membawa data user. Setelah inisial flooding ini, protokol routing link-state secara umum membutuhkan bandwidth minimal untuk mengirim paket-paket LSA yang menyebabkan perubahan topologi.

Protokol Routing
Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
• RIP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector
• IGRP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector
• OSPF – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link-state
• EIGRP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector
• BGP – menggunakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector
RIP
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggab tidak terjangkau (unreachable).

RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama. RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route (classless routing).
RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang mempekerjakan hop sebagai metrik routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini, bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.
Awalnya setiap RIP router ditularkan pembaruan penuh setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktik. Sally Floyd dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke update timer interval dari setiap router.
RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.
Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan skalabilitas miskin dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi.
RIP dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport. Menggunakan port 520.Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk variable length subnet mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.

Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 multicasts seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.
RIPng

RIPng (RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi berikutnya Internet Protocol. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah :
• Dukungan dari jaringan IPv6.
• Sementara RIPv1 update RIPv2 mendukung otentikasi, RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security untuk otentikasi.
• Melampirkan RIPv2 memungkinkan tag ke rute yang sewenang-wenang, tidak RIPng
• RIPv2 encode-hop berikutnya ke setiap rute entri, RIPng membutuhkan penyandian tertentu hop berikutnya untuk satu set rute entri.
IGRP
Interior Gateway routing Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan IGRP merupakan suatu protokol jaringan kepemilikan yang mengembangkan sistem Cisco yang dirancang pada sistem otonomi untuk menyediakan suatu alternatif RIP (Routing Information Protocol). IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran. Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.
Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.
Tujuan dari IGRP yaitu:
• Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
• Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
• Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
• Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
• Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
Karakteristik Protokol IGRP
• Jarak-vektor routing protokol panggilan untuk setiap router mengirim semua atau sebagian dari tabel routing dalam pesan routing-update secara berkala untuk masing-masing router tetangganya. Sebagai routing berproliferasi informasi melalui jaringan, router dapat menghitung jarak ke semua node dalam internetwork.
• Jarak-vector routing protocol yang sering dibandingkan dengan protokol link-state routing, yang mengirimkan informasi koneksi lokal ke semua node dalam internetwork Untuk diskusi tentang Open Shortest Path First (OSPF) dan Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS), dua algoritma link popular state routing, lihat masing-masing "Open Shortest Path First (OSPF)," dan "Open System Interconnection ( OSI) Protokol, ".
• IGRP menggunakan kombinasi (vektor) dari metrik. Internetwork delay, bandwidth, keandalan, dan beban semua faktor dalam keputusan routing. Administrator jaringan dapat mengatur faktor-faktor bobot untuk masing-masing metrik. IGRP menggunakan baik administrator-set atau bobot default untuk secara otomatis menghitung rute yang optimal.
• IGRP menyediakan berbagai untuk metrik-nya. Kehandalan dan beban, misalnya, dapat mengambil pada setiap nilai antara 1 dan 255; bandwidth dapat mengambil nilai-nilai yang mencerminkan kecepatan dari 1.200 bps menjadi 10 gigabit per detik, sedangkan keterlambatan dapat mengambil nilai apapun dari 1 ke 2 dengan daya 24. Wide berkisar metrik memungkinkan pengaturan metrik memuaskan dalam internetwork dengan sangat beragam karakteristik kinerja. Yang terpenting, komponen metrik digabungkan dalam algoritma pengguna ditentukan. Akibatnya, administrator jaringan dapat mempengaruhi pilihan rute dalam mode intuitif.
• Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP izin multipath routing. Dual sama-bandwidth baris dapat menjalankan aliran tunggal lalu lintas dalam mode round-robin, dengan peralihan otomatis ke baris kedua jika satu baris turun. Juga, beberapa jalur bisa digunakan bahkan jika metrik untuk jalan berbeda. Jika, misalnya, satu jalur adalah tiga kali lebih baik daripada yang lain karena metrik-nya adalah tiga kali lebih rendah, jalan yang lebih baik akan digunakan tiga kali lebih sering. Hanya rute dengan metrik yang berada dalam kisaran tertentu dari rute terbaik digunakan sebagai jalur ganda.

OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi linkstate yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

EIGRP
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ( EIGRP ) adalah sebuah protocol proprietary (milik ) Cisco yang bekerja pada router Cisco dan pada prosesor-prosesor route internal yang terdapat pada switch layer core dan switch layer distributor Cisco.
Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari protokol routing lainnya adalah EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing yang menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaik karena bisa langsung menggunakan backup route. Kalkulasi ulang route terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan. Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki EIGRP:
• Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).
• Waktu convergence yang cepat.
• Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan)
• Partial updates, Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan Update, EIGRP menggunakan partial updates atau triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (mis: ada network yang down)
• Mendukung multiple protokol network
• Desain network yang flexible.
• Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.
• Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja.
• Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping.
• Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN.
• Load balancing via jalur dengan cost equal dan unequal, yang berarti EIGRP dapat menggunakan 2 link atau lebih ke suatu network destination dengan koneksi bandwidth (cost metric) yang berbeda, dan melakukan load sharing pada link-link tersebut dengan beban yang sesuai yang dimiliki oleh link masing-masing, dengan begini pemakaian bandwidth pada setiap link menjadi lebih efektif, karena link dengan bandwidth yang lebih kecil tetap digunakan dan dengan beban yang sepadan juga
EIGRP mengkombinasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh protokol routing link-state dan distance vector. Tetapi pada dasarnya EIGRP adalah protokol distance vector karena router-router yang menjalankan EIGRP tidak mengetahui road map/ topologi network secara menyeluruh seperti pada protokol link-state.
EIGRP mudah dikonfigurasi seperti pendahulunya (IGRP) dan dapat diadaptasikan dengan variasi topologi network. Penambahan fitur-fitur protokol link-state seperti neighbor discovery membuat EIGRP menjadi protokol distance vector tingkat lanjut.
EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) sebagai mesin utama yang menjalankan lingkungan EIGRP, DUAL dapat diperbandingkan dengan algoritma SPF Dijkstra pada OSPF.
EIGRP memiliki fitur-fitur utama sebagai berikut.
• Partial updates: EIGRP tidak mengirimkan update secara periodik seperti yang dilakukan oleh RIP, tetapi EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan route/metric (triggered update). Update yang dikirimkan hanya berisi informasi tentang route yang mengalami perubahan saja. Pengiriman pesan update ini juga hanya ditujukan sebatas pada router-router yang membutuhkan informasi perubahan tersebut saja. Hasilnya EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit daripada IGRP. Hal ini juga membedakan EIGRP dengan protokol link-state yang mengirimkan update kepada semua router dalam satu area.
• Multiple network-layer protocol support: EIGRP mendukung protokol IP, AppleTalk, dan Novell NetWare IPX dengan memanfaatkan module-module yang tidak bergantung pada protokol tertentu.
Fitur EIGRP lain yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut:
• Koneksi dengan semua jenis data link dan topologi tanpa memerlukan konfigurasi lebih lanjut, protokol routing lain seperti OSPF, menggunakan konfigurasi yang berbeda untuk protokol layer 2 (Data Link) yang berbeda, misalnya Ethernet dan Frame Relay. EIGRP beroperasi dengan efektif pada lingkungan LAN dan WAN. Dukungan WAN untuk link point-to-point dan topologi nonbroadcast multiaccess (NBMA) merupakan standar EIGRP.
• Metric yang canggih: EIGRP menggunakan algoritma yang sama dengan IGRP untuk menghitung metric tetapi menggambarkan nilai-nilai dalam format 32-bit. EIGRP mendukung load balancing untuk metric yang tidak seimbang (unequal), yang memungkinkan engineer untuk mendistribusikan traffik dalam network dengan lebih baik.
• Multicast and unicast: EIGRP menggunakan multicast dan unicast sebagai ganti broadcast. Address multicast yang digunakan adalah 224.0.0.10.
Dibalik Proses dan Teknologi EIGRP
EIGRP menggunakan 4 teknologi kunci yang berkombinasi untuk membedakan EIGRP dengan protokol routing yang lainnya: neighbor discovery/recovery, reliable transport protocol (RTP), DUAL finitestate machine, dan protocol-dependent modules.
• Neighbor discovery/recovery
 Menggunakan paket hello antar neighbor.
• Reliable Transport Protocol (RTP)
 Pengiriman paket yang terjamin dan terurut kepada semua neighbor.
• DUAL finite-state machine
 Memilih jalur dengan cost paling rendah dan bebas looping untuk mencapai destination.
• Protocol-dependent module (PDM)
 EIGRP dapat mendukung IP, AppleTalk, dan Novell NetWare.
o Setiap protokol disediakan modul EIGRP tersendiri dan beroperasi tanpa saling mempengaruhi satu sama lain.
Neighbor discovery/recovery mechanism: teknologi ini memungkinkan router untuk dapat mengenali setiap neighbor pada network yang terhubung langsung secara dinamik. Router juga harus mengetahui jika ada salah satu neighbor yang mengalami kegagalan dan tidak dapat dijangkau lagi (unreachable). Proses ini dapat diwujudkan dengan pengiriman paket hello yang kecil secara periodik. Selama router menerima paket hello dari router neighbor, maka router akan mengasumsikan bahwa router neighbor berfungsi dengan normal dan keduanya dapat bertukar informasi routing.
RTP: Bertanggung jawab atas pengiriman paket-paket kepada neighbor yang terjamin dan terurut. RTP mendukung transmisi campuran antara paket multicast dan unicast. Untuk tujuan efisiensi, hanya paket EIGRP tertentu yang dikirim menggunakan teknologi RTP.
DUAL finite state machine: mewujudkan proses penentuan untuk semua komputasi route. DUAL melacak semua route yang di advertise oleh setiap neighbor dan menggunakan metric untuk menentukan jalur paling effisien dan bebas looping ke semua network tujuan.
Protocol-dependent modules (PDM): bertanggung jawab untuk keperluan layer network protokol-protokol tertentu. EIGRP mendukung IP, AppleTalk, dan Novell NetWare; setiap protokol tersebut telah disediakan module EIGRP nya masing-masing dan satu sama lain beroperasi secara independent. Module IP-EIGRP misalnya, bertanggung jawab untuk pengiriman dan penerimaan paket-paket EIGRP yang telah di enkapsulasi dalam IP.
Cara Kerja EIGRP
Istilah-istilah algoritma DUAL
• Memilih jalur/route untuk mencapai suatu network dengan ongkos paling rendah, dan bebas looping.
• AD (advertised distance), menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari neighbor, merupakan ongkos (metric) antara router next-hop dengan network destination.
• FD (feasible distance), menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari router, merupakan ongkos (metric) antara router dengan router next-hop ditambah dengan AD dari router next-hop.
• Ongkos paling rendah = FD paling rendah.
• Successor, adalah jalur utama untuk mencapai suatu network (route terbaik), merupakan router next-hop dengan Ongkos paling rendah dan jalur bebas looping.
• Feasible Successor, adalah jalur backup dari successor (AD dari feasible successor harus lebih kecil daripada FD dari successor)
EIGRP menggunakan dan memelihara 3 jenis tabel. Tabel neighbor untuk mendaftar semua router neighbor, tabel topologi untuk mendaftar semua entri route untuk setiap network destination yang didapatkan dari setiap neighbor, dan tabel routing yang berisi jalur/route terbaik untuk mencapai ke setiap destination.
Table Neighbor
1. neighbor-table
Ketika router menemukan dan menjalin hubungan adjacency (ketetanggaan) dengan neighbor baru, maka router akan menyimpan address router neighbor beserta interface yang dapat menghubungkan dengan neighbor tersebut sebagai satu entri dalam tabel neighbor. Tabel neighbor EIGRP dapat diperbandingkan dengan database adjacency yang digunakan oleh protokol routing link-state yang keduanya mempunyai tujuan yang sama: untuk melakukan komunikasi 2 arah dengan setiap neighbor yang terhubung langsung.
Ketika neighbor mengirimkan paket hello, ia akan menyertakan informasi hold time, yakni total waktu sebuah router dianggap sebagai neighbor yang dapat dijangkau dan operasional. Jika paket hello tidak diterima sampai hold time berakhir, algoritma DUAL akan menginformasikan terjadinya perubahan topologi.
Topology Table
2. topology-table
Ketika router menemukan neighbor baru, maka router akan mengirimkan sebuah update mengenai route-route yang ia ketahui kepada neighbor baru tersebut dan juga sebaliknya menerima informasi yang sama dari neighbor. Update-update ini lah yang akan membangun tabel topologi. Tabel topologi berisi informasi semua network destination yang di advertise oleh router neighbor. Jika neighbor meng advertise route ke suatu network destination, maka neighbor tersebut harus menggunakan route tersebut untuk memforward paket.
Tabel topologi di update setiap kali ada perubahan pada network yang terhubung langsung atau pada interface atau ada pemberitahuan perubahan pada suatu jalur dari router neighbor.
Entri pada tabel topologi untuk suatu destination dapat berstatus active atau passive. Destination akan berstatus passive jika router tidak melakukan komputasi ulang, dan berstatus active jika router masih melakukan komputasi ulang. Jika selalu tersedia feasible successor maka destination tidak akan pernah berada pada status active dan terhindar dari komputasi ulang. Status yang diharapkan untuk setiap network destination adalah status passive.
Routing table
3. routing-table
Router akan membandingkan semua FD untuk mencapai network tertentu dan memilih jalur/route dengan FD paling rendah dan meletakkannya pada tabel routing; jalur/route inilah yang disebut successor route. FD untuk jalur/route yang terpilih akan menjadi metric EIGRP untuk mencapai network tersebut dan disertakan dalam tabel routing.
Paket-Paket EIGRP
EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan menggunakan 5 jenis pesan (message) dalam berhubungan dengan neighbornya:
• Hello: Router-Router menggunakan paket Hello untuk menjalin hubungan neighbor. Paket-paket dikirimkan secara multicast dan tidak membutuhkan.
• Update: Untuk mengirimkan update informasi routing. Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan Update, EIGRP menggunakan triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (mis: ada network yang down). Paket update berisi informasi perubahan jalur/route. Update-update ini dapat berupa unicast untuk router tertentu atau multicast untuk beberapa router yang terhubung.
• Query: Untuk menanyakan suatu route kepada tetangga. Biasanya digunakan saat setelah terjadi kegagalan/down pada salah satu route network, dan tidak terdapat feasible successor untuk route/jalur tersebut. router akan mengirimkan pesan Query untuk memperoleh informasi route alternatif untuk mencapai network tersebut, biasanya dalam bentuk multicast tapi bisa juga dalam bentuk unicast untuk beberapa kasus tertentu.
• Reply: Respon dari pesan Query.
• ACK: Untuk memberikan acknowledgement (pengakuan/konfirmasi) atas pesan Update, Query, dan Reply.
Metric EIGRP
Protokol routing digolong-golongkan berdasarkan cara mereka memilih jalur terbaik dan cara mereka menghitung metric suatu jalur (route). Metric adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan nilai cost dari suatu route menuju network tertentu. Semakin kecil metric suatu route network semakin bagus dan akan menjadi pilihan utama dalam pemilihan route terbaik.
EIGRP menggunakan komponen-komponen metric yang sama seperti pada IGRP: delay, bandwidth, reliability, load, dan maximum transmission unit (MTU).
EIGRP menggukaan gabungan metric yang sama seperti pada IGRP untuk menentukan jalur terbaik, hanya saja metric EIGRP dikalikan 256. EIGRP secara default hanya menggunakan 2 kriteria metric berikut:
• Bandwidth.
• Delay: total lama delay interface sepanjang jalur.
Kriteria berikut bisa dipakai, tetapi tidak direkomendasikan karena dapat menimbulkan kalkulasi ulang yang terlalu sering pada tabel topologi:
• Reliability.
• Loading.
• MTU.
BGP
Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing Internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan Internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari Internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini . BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun 1994, BGP-4 telah digunakan di Internet. semua versi dibawahnya sudah tidak digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja.
BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua organisasi besar yang berbeda kepentingan. Meskipun routing protocol jenis EGP bukan hanya BGP saja, namun tampaknya BGP sudah menjadi standar internasional untuk keperluan ini.
Hal ini dikarenakan BGP memiliki fitur-fitur yang luar biasa banyak dan fleksibel.
Mulai dari pengaturan frekuensi routing update, sistem pembangunan hubungan dengan AS tetangga, sistem hello, policy-policy penyebaran informasi routing, dan banyak lagi fitur lain yang dapat Anda modifikasi dan utak-atik sendiri sesuai dengan selera.
Maka dari itu BGP merupakan routing protocol yang dapat dikontrol sebebasbebasnya oleh pengguna. Dengan demikian, banyak sekali kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan menggunakan BGP.
BGP juga sangat tepat jika sebuah perusahaan memiliki jalur menuju internet yang berjumlah lebih dari satu. Kondisi jaringan dimana memiliki jalur keluar lebih dari satu buah ini sering disebut dengan istilah multihoming. Jaringan multihoming pada umumnya adalah jaringan berskala sedang sampai besar seperti misalnya ISP, bank, perusahaan minyak multinasional, dan banyak lagi. Biasanya jaringan ini memiliki blok IP dan nomor AS sendiri.
Peranan BGP dalam jaringan multihoming ini sangat besar. Pertama, BGP akan berperan sebagai routing protocol yang melakukan pertukaran routing dengan ISP atau NAP yang berada di atas jaringan ini. Kedua, BGP dengan dipadukan oleh pengaturan policy-policynya yang sangat fleksibel dapat membuat sistem load balancing traffic yang keluar masuk.
Selain itu, BGP juga merupakan routing protocol yang sangat reliable kerjanya. Hal ini dikarenakan BGP menggunakan protokol TCP untuk berkomunikasi dengan tetangganya
dalam melakukan pertukaran informasi. TCP merupakan protokol yang menganut sistem reliable service, di mana setiap sesi komunikasi yang dibangun berdasarkan protokol ini harus dipastikan sampai tidaknya.
Pemastian ini dilakukan menggunakan sistem Acknowledge terhadap setiap sesi komunikasi yang terjadi. Dengan demikian, hampir tidak ada informasi routing dari BGP yang tidak sampai ke perangkat tujuannya. Routing protocol BGP yang sekarang banyak, digunakan adalah BGP versi 4 atau lebih sering disingkat sebagai BGP-4.

Referensi :
• http://id.wikipedia.org/wiki/Border_Gateway_Protocol
• http://deje.wordpress.com/2007/12/27/mengapa-menggunakan-bgp/
• http://diakbara.co.cc/networking/eigrp/
• 

tabel routing


Hal penting dari “TCP/IP Review” adalah kita tahu bahwa layer Data Link/fisik dan layer Transport/Network pada model OSI melakukan tugas yang mirip: mereka menyediakan cara untuk menyampaikan data dari source ke destination melintasi suatu jalur. Perbedaannya adalah bahwa layer Data Link/fisik menawarkan komunikasi melintasi jalur fisik, sedangkan layer Transport/Network melintasi jalur virtual/logik yang terdiri dari beberapa Data Link.
Kemudian, agar komunikasi yang terjadi melintasi jalur fisik berjalan lancar, beberapa informasi tentang identifier data-link (MAC address) dan proses enkapsulasi harus diperoleh dan kemudian disimpan dalam sebuah database yang disebut ARP cache. Hal yang sama juga terjadi pada jalur logik, untuk dapat melakukan pekerjaannya layer transport/network memerlukan informasi-informasi yang harus didapatkan dan kemudian akan disimpan. Informasi ini disimpan dalam suatu database yang disebut Route Table (tabel routing) yang juga disebut Routing Information Database (RIB).

Tabel routing

Jika sebuah paket harus di arahkan (routed), maka router akan memeriksa tabel routing untuk memperoleh informasi jalur yang tepat. Setiap entri pada tabel routing setidaknya terdiri dari 2 item sebagai berikut :
  • Destination address, adalah address sebuah network yang dapat dijangkau oleh router. Router dapat memiliki satu atau lebih jalur (rute) untuk menuju network yang sama, atau sekelompok subnet dengan panjang subnet bervariasi yang disatukan dibawah address network dengan nomor major yang sama.
  • Pointer to the destination, penunjuk yang mengindikasikan bahwa network tujuan (Destination Address) terhubung langsung dengan router, atau mengindikasikan address router lain yang terhubung pada network tujuan, router yang berada pada satu hop lebih dekat pada destination disebut sebagai router next-hop.
Router akan mencocokkan dengan address yang paling spesifik dalam tabel routing. Urutan kespesifikan suatu entri dalam tabel routing dapat berupa:
  • Host address (a host route)
  • Subnet
  • Group of subnets (a summary route)
  • Major network number
  • Group of major network numbers (a supernet)
  • Default address
Jika address tujuan dari paket tidak ada yang cocok dengan salah satu entri pada tabel routing, maka paket akan di buang (drop) dan kemudian sebuah pesan Destination Unreachable ICMP akan dikirimkan pada address source.
1-tabel-routing
Jika router Carroll menerima paket dengan address pengirim 10.1.1.97 dan address tujuan 10.1.7.35, maka pencarian pada tabel routing menentukan bahwa entri yang paling cocok untuk address tujuan adalah subnet 10.1.7.0, yang dapat dicapai melalui address next-hop 10.1.2.2 (router Dahl) pada interface S0. Paket kemudian dikirimkan pada router Dahl, yang kemudian juga melakukan pencarian pada tabel routing nya dan menemukan bahwa network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui address next-hop 10.1.4.2 (router Lewis) pada interface S1. Proses berlanjut terus sampai paket mencapai router Baum. Router Baum ini menerima paket dan kemudian melakukan pencarian pada tabel routing dan menemukan bahwa address tujuan paket adalah salah satu subnet yang terhubung langsung dengannya pada interface E0. Proses Routing telah komplit dan paket dapat diserahkan pada host 10.1.7.35 pada link Ethernet.
Proses routing, seperti yang dijelaskan diatas, mengasumsikan bahwa router dapat mencocokkan address-address next-hop dengan interface yang dimilikinya. Misalnya, router Dahl harus tahu bahwa address 10.1.4.2 (router Lewis) dapat dicapai melalui interface S1. Dahl akan mengetahui dari IP address dan subnet mask yang diberikan pada interface S1 bahwa interface tersebut terhubung langsung dengan subnet 10.1.4.0. Kemudian router tahu bahwa 10.1.4.2 (router Lewis) adalah anggota pada subnet yang sama, seharusnya juga terhubung langsung pada data link yang sama.
Perhatikan bahwa setiap router harus mempunya informasi yang konsisten dan akurat agar pertukaran paket dapat terjadi dengan benar. Misalnya, pada contoh diatas, sebuah entri untuk network 10.1.1.0 tidak berada dalam tabel routing Dahl. Paket dari 10.1.1.97 menuju 10.1.7.35 dapat disampaikan tanpa ada problem, tetapi ketika paket balasan dikirimkan dari 10.1.7.35 ke 10.1.1.97 maka paket akan diserahkan dari Baum kepada Lewis kepada Dahl. Kemudian Dahl melakukan pencarian pada tabel routing dan tidak menemukan entry yang cocok untuk subnet 10.1.1.0, jadi paket akan di drop dan kemudian pesan ICMP Destination Unreachable dikirimkan ke 10.1.7.35.
Lewis#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 7 subnets
S 10.1.3.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.2.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.1.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.6.2
C 10.1.6.0 is directly connected, Serial1/1
C 10.1.5.0 is directly connected, Loopback5
C 10.1.4.0 is directly connected, Serial1/0
Lewis#
Hal-hal penting pada tabel bagian atas menjelaskan setiap huruf yang berada pada bagian kiri tabel. Huruf-huruf ini mengindikasikan bagaimana sebuah entri didapatkan; misalnya, semua entri routing yang diberikan label dengan huruf C mengindikasikan network “directly connected” atau huruf S yang mengindikasikan “static entry“. Pernyataan “Gateway of last resort is not set” mengindikasikan status default route.
Diatas tabel terdapat statement yang menunjukkan bahwa tabel routing mengetahui 7 subnet dari address major network 10.0.0.0, di subnet dengan mask 24-bit. Untuk setiap entri subnet tujuan akan ditampilkan; untuk entri yang tidak terhubung langsung, akan ditampilkan address dari router next-hop dimana paket akan diforward. Tanda kurung siku mengindikasikan [administrative distance/metric] untuk jalur/rute tersebut.

Protokol Routing


Tujuan utama dari routing protokol adalah untuk membangun dan memperbaiki tabel routing. Dimana tabel ini berisi jaringan-jaringan dan interface yang berhubungan dengan jaringan tersebut.
Router menggunakan protokol routing ini untuk mengatur informasi yang diterima dari router-router lain dan interface-nya masing-masing, Sebagaimana yang terjadi di konfigurasi routing secara manual. Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang terbaik ke tabel routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah tidak valid lagi.Router menggunakan informasi dalam tabel routing untuk melewatkan paket-paket routed protokol.
Informasi yang terdapat di dalam tabel routing dapat diperoleh melalui perantara administrator (secara manual mengisi tabel routing) atau melalui router atau PC router tetangga yang saling bertukar informasi tabel routing.
Tabel routing pada umumnya berisi informasi tentang :
  • Alamat network tujuan.
  • Interface router atau PC router lokal yang terdekat dengan network tujuan.
  • Metric, yakni sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.
Parameter-parameter yang biasa digunakan untuk menghasilkan sebuah nilai metric, diantaranya :
  • Hop count, berdasarkan pada banyaknya router atau PC router yang dilewati.
  • Ticks, berdasarkan waktu yang diperlukan dengan satuan waktu ticks.
  • Cost , berdasarkan perbandingan sebuah nilai patokan standard dengan bandwidth yang tersedia.
  • Composite metric, berdasarkan perhitungan dari parameter-parameter lain, yaitu  Bandwidth, Delay, Load, Reliability, MTU (Maximum Transmit Unit)
Dari parameter tersebut tidak selalu digunakan semua Penggunaan dari parameter-parameter tersebut tergantung pada jenis routing protokol yang digunakan oleh router atau PC router dalam memelihara atau membentuk tabel routing.
Pembagian Protokol Routing
Tabel routing tersebut menyimpan informasi mengenai network yang terhubung dengannya (Connected Networks) maupun network yang tidak terhubung dengannya (Remote networks).
Connected networks adalah network yang terhubung dengan salah satu interface pada router. Remote networks adalah network yang tidak terhubung langsung dengan salah interface pada router. Routing Tabel bisa dibentuk dengan berbagai macam cara yaitu dengan Static Routing maupun Dynamic Routing.
Static Routing
Dynamic Routing
Routing diatur secara manual oleh administratorRouting ditentukan oleh protocol routing
Lebih cocok digunakan pada jaringan skala kecilBiasa digunakan pada jaringan skala besar (dari sebuah referensi mengatakan jaringan skala besar memiliki minimal 10 router di dalamnya)
Bila ada link yang putus, maka administrator harus mengeset ulangBila ada link yang putus, maka protocol routing akan mengupdate table routing dan menentukan jalur routing yang baru
Static routing adalah routing tabel yang dibentuk dengan cara di-entry secara manual oleh network administrator, sedangkan Dynamic Routing adalah Routing Tabel yang dibentuk secara otomatis dengan menggunakan dynamic routing protokols.
Dynamic Routing Protokol dibagi kedalam dua kategori yaitu IGP (Interior Gateway Protokol)  dan EGP (Exterior Gateway Protokol).
Exterior Gateway Protokol (EGP) adalah protokol yang melakukan routing antar autonomous systems, contohnya BGP (Border Gateway Protocol)
Interior Gateway Protokols (IGPs) adalah protokol yang melakukan routing di dalam satu autonomous systems.
IGP dibagi ke dalam dua kategori lagi yaitu
  • distance-vector
  • link-state protokols
Distance Vector
Link state
Hanya memiliki 1 Tabel, yaitu Tabel RoutingMemiliki 3 Tabel, yaitu Tabel Routing, Tabel Topologi, dan Tabel Tetangga
Bekerja menggunakan Algoritma Bellman FordBekerja dengan Algoritma Djikstra
Menggunakan sedikit memoriMenggunakan memori yang lebih banyak dibanding Distance Vector
Contoh Protokol Routing Distance Vector :
  • Routing Information Protokol (RIP)
  • Interior Gateway Routing Protokol (IGRP)
Contoh Protokol Routing Link State :
  • Open Shortest Path First (OSPF)
  • Intermediate system to Intermediate system (IS-IS)
sumber: http://imammashari.wordpress.com/2010/09/12/protokol-routing/